Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis, Sebelum Terlambat
Osteoporosis adalah silent disease yang bukan hanya menyebabkan masalah kesehatan namun juga bahkan kematian. Penyakit ini ditandai dengan massa tulang yang rendah serta kerusakan jaringan tulang yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tulang dan peningkatan risiko patah tulang. Apalagi, osteoporosis dapat menyerang semua jenis kelamin dan risikonya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia populasi (1). Oleh karena itu, wajar jika untuk berjaga-jaga, dibutuhkan pemeriksaan penunjang osteoporosis.
Mengenal Apa Itu Osteoporosis
Menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), osteoporosis didefinisikan sebagai kepadatan mineral tulang (BMD) yang terletak 2.5 standar deviasi (SD) atau lebih di bawah nilai rata-rata untuk wanita muda yang sehat (skor T < 2.5 SD).(2) Menurut data dari International Osteoporosis Foundation (IOF) diperkirakan yang terkena osteoporosis adalah sekitar 28,7% pria di atas 50 tahun dan 32,3% wanita di atas 50 tahun. Wanita usia 50-an pada umumnya sudah mengalami menopause (3).
Awas, Jangan Sampai Salah Paham tentang Osteoporosis
- Meski osteoporosis menyerang 4 kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, tetapi beberapa penelitian justru menemukan bahwa pria cenderung memiliki lebih banyak komplikasi terkait osteoporosis (4).
- Diagnosis atau tes osteoporosis tidak pernah dianggap sebagai osteoporosis primer tanpa mengesampingkan penyebab sekunder. Pemeriksaan pada pasien yang benar adalah dengan berupaya untuk selalu mengungkapkan petunjuk tertentu tentang adanya penyakit lain: dengan laboratorium khusus tertentu mungkin diperlukan untuk menyingkirkan penyakit lain sebagai penyebabnya (1).
Pentingnya Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis
Osteoporosis meningkatkan risiko fraktur osteoporosis yang merugikan kualitas kehidupan penderitanya yang mayoritas sudah berusia lanjut. Fraktur osteoporosis yang sering terjadi adalah fraktur femur (patah tulang paha) dengan angka kejadian 119/100.000 penduduk di Indonesia tiap tahunnya.(3) Osteoporosis sendiri dapat dibagi menjadi primer dan sekunder: (2)
-
Osteoporosis primer.
-
Osteoporosis pasca menopause (tipe I).
-
Osteoporosis senilis (tipe II).
-
-
Osteoporosis sekunder, yang memiliki mekanisme etiologi yang jelas seperti malabsorpsi (gangguan penyerapan nutrisi), obat-obatan seperti glukokortikoid, dan beberapa penyakit seperti hiperparatiroidisme.
Fraktur (patah tulang) dan komplikasinya merupakan gejala sisa klinis yang relevan dari osteoporosis. Fraktur yang terjadi di bagian kerangka utama, seperti tulang belakang, tulang paha dan pinggul, lengan bawah dan pergelangan tangan, atau bahu pada orang dewasa yang telah berusia lebih dari 50 tahun dengan atau tanpa trauma, harus dianggap adanya kecurigaan ke arah osteoporosisi yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk diagnosis maupun pengobatan (1).
Gejala Osteoporosis yang Harus Diperhatikan
-
Berkurangnya tinggi badan. Keluhan pertama pasien mungkin kehilangan tinggi badan yang disebabkan oleh patah tulang pada tulang belakang, yang lebih jelas dengan adanya kondisi beberapa patah tulang sebelumnya. Penentuan kehilangan tingginya (selisih antara tinggi saat ini dan tinggi puncak pada usia 20 tahun) 1,5 inci (4 cm) atau lebih dan kehilangan tinggi prospektif (selisih antara tinggi saat ini dan pengukuran tinggi yang didokumentasikan sebelumnya) sebesar 0,8 inci (2 cm) atau lebih (1).
-
Nyeri pada bagian punggung. Keluhan lain seperti nyeri punggung ketika berdiri atau berjalan dan setelah beberapa waktu nyeri menghilang namun datang kembali setelahnya juga menjadi pertanda gejala osteoporosis yang sering diutarakan pasien (5).
Daftar Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis
Selain dari pemeriksaan yang dilakukan dokter kepada pasien, maka diperlukan juga pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa osteoporosis. Beberapa pemeriksaan yang dianjurkan untuk dilakukan, antara lain:
-
Rontgen atau CT scan untuk melihat kondisi fisik tulang dan mendeteksi terjadinya fraktur atau patah tulang (5).
-
Pengukuran Bone Mass Density (BMD) merupakan gold standard pemeriksaan osteoporosis adalah dengan pengukuran kepadatan tulang dengan menggunakan dual energy X-ray absorptiometry (sebagai g/cm2 kalsium) per sentimeter persegi tulang (1).
-
Pengukuran BMD pinggul dan tulang belakang digunakan untuk menetapkan atau mengkonfirmasi diagnosis osteoporosis untuk memprediksi risiko patah tulang di masa depan dan memantau pasien:(2)
-
Sesuai dengan standar WHO, BMD dengan T-score di atas 1 SD diklasifikasikan sebagai BMD normal.
-
T-score antara -1.0 dan -2.5 SD diklasifikasikan sebagai osteopenia (kepadatan tulang yang rendah).
-
T-score di bawah -2.5 SD didefinisikan sebagai osteoporosis.
-
Interval skrining ulang adalah 15 tahun untuk mereka dengan BMD normal (T-score >= - 1.0) atau osteopenia ringan (T-score < - 1.0 dan > - 1.5), 5 tahun untuk mereka dengan osteopenia sedang (T-score < -1.5 dan > -2.0), dan 1 tahun untuk mereka dengan osteopenia lanjut (T-score < -2.0 dan > -2.5).
-
-
Fracture Risk Assessment Tool Model (FRAX). Konsekuensi terburuk dari osteoporosis adalah patah tulang. Oleh karena itu, FRAX dilakukan untuk memprediksi risiko patah tulang setidaknya selama 10 tahun dari patah tulang osteoporosis utama (yaitu patah tulang pinggul, vertebra (klinis), lengan bawah, atau humerus proksimal) (1).
-
Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan atau mencari penyebab dari osteoporosis sekunder juga diperlukan, seperti Hitung darah lengkap (CBC), Kreatinin Serum, Kalsium, Fosfor, dan Magnesium, Alanin Aminotransferase (ALT), Aspartat Aminotransferase (AST), dan Alkaline Phosphatase (AP), Hormon Perangsang Tiroid (TSH) dan T4 Bebas, Vitamin D (V-D) (25 (OH) D), Hormon Paratiroid (PTH), dan total testosteron dan gonadotropin pada pria dewasa muda (1).
Prosedur Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis
Pemeriksaan penunjang osteoporosis dilakukan dengan mudah, cepat, dan tanpa rasa sakit. Kamu tidak perlu melakukan persiapan sebelumnya. Namun apabila kamu sempat menjalani tes barium atau mendapat suntikan zat pewarna kontras untuk CT Scan maupun pemeriksaan dengan radioaktif, sampaikan hal tersebut pada dokter. Sebab, zat pewarna kontras bisa mengganggu berlangsungnya pemeriksaan osteoporosis. Pada hari pemeriksaan BMD, pakailah pakaian longgar dan nyaman. Jauhkan semua benda berbahan logam, termasuk kunci, dari pakaian (6).
Catatan Penting
Meskipun penyakit ini lebih sering menyerang lansia, tapi tidak menutup kemungkinan bagi kamu yang masih muda pun dapat mengalaminya. Singkatnya, fungsi pemeriksaan penunjang osteoporosis adalah semakin cepat mengukur kesehatan tulangmu, akan semakin baik untuk pencegahan osteoporosis. Apalagi jika kamu merasa mengalami salah satu gejalanya, penanganan cepat bisa membantu menjaga massa tulang. Maka dari itu, kamu bisa cek kesehatan tulang dengan platform online yang dirancang para ahli sebagai skrining awal mencegah osteoporosis.
Oleh karena itu, jangan ragu melakukan deteksi sejak dini dan pastikan untuk selalu mengonsumsi suplemen agar dapat memenuhi kebutuhan Kalsium, Vitamin D, Vitamin C dan B6 untuk menjaga kepadatan tulang serta kesehatan tubuh sehari-hari sehingga tetap kuat menjalankan aktivitasmu yang padat setiap harinya.
CH-20221017-18
Artikel ini ditulis oleh:
dr. Jessica Gabriana
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
-
Sozen T, Ozisik L, Calik Basaran N. An overview and management of osteoporosis. Eur J Rheumatol. 2017;4(1):46–56.
-
Akkawi I, Zmerly H. Osteoporosis : Current Concepts. 2018;122–7.
-
Kurniawan D, Kesoema T, Hendrianingtyas M. Nilai Diagnostik Osteoporosis Self-Assessment Tool for Asians Terhadap Dual Energy X-Ray Absorbtiometry Dalam Penapisan Osteoporosis Studi Pada Wanita Post Menopause. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro). 2017;6(2):427–33.
-
Khaled A. Alswat. Gender Disparities in Osteoporosis. J Clin Med Res. 2017 May; 9(5): 382–387. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5380170/.
-
Web MD Team. Osteoporosis: Diagnosis & Test. Web MD. Diakses dari https://www.webmd.com/osteoporosis/guide/osteoporosis-diagnosis-tests.
-
Mayo Clinic Team. Bone Density Test. Mayo Clinic. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/bone-density-test/about/pac-20385273.
Pilih dan Dapatkan
CDR yang Tepat Untukmu
Penuhi kebutuhan kalsium untuk tulang sehat.
CDR Orange
Suplementasi Tulang Sehat dengan Rasa Jeruk Segar
Suplementasi Kalsium, Vitamin C, D, B6 rasa jeruk yang membantu memenuhi kebutuhan kalsium pada orang dewasa, ibu hamil dan menyusui.
CDR Fruit Punch
Suplementasi Tulang Sehat
Suplementasi Kalsium, Vitamin C, D, B6 rasa fruit punch yang membantu memenuhi kebutuhan kalsium pada orang dewasa, ibu hamil dan menyusui.
CDR Fortos Orange
Suplementasi Tulang dengan Formula Kalsium dan Vitamin D
Suplementasi Kalsium dan Vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi.
Tips dan Informasi
Kesehatan Tulang
Baca lebih lanjut untuk mengetahui cara penuhi kebutuhan tulang sehat!
9 Makanan Tinggi Kalsium untuk
Tulang - CDR
Untuk menghemat waktumu, dapatkan tulang sehat dan kuat dari CDR secara online.
Apa itu Osteoporosis? Kenali
Penyebab dan Gejalanya
Apa itu osteoporosis? Pelajari penyebab, gejala, cara mengobati, pencegahan dan siapa saja yang beresiko terkena osteoporosis di sini.
Kapan Tubuh Kita Memerlukan
Suplemen Kalsium?
Untuk mendapatkan tulang yang sehat sampai tua, Anda harus mendapat cukup kalsium setiap hari sejak dini. Ini tanda tubuh Anda memerlukan suplemen kalsium.
Beli CDR Orange
Untuk menghemat waktumu, dapatkan tulang sehat dan kuat dari CDR secara online.